Terapi pada penderita Polycystic Ovary (PCO) atau tidak
seimbangnya hormon menurut Spesialis Kebidanan dan Kandungan Konsultan
Subspesialis Fertility dan Hormon Reproduksi Ahli Bedah Laparoskopi,
Kiel, Jerman, Dr. Caroline Tirtajasa, Sp.OG(K) diperlukan agar dapat
menghindari konsekuensi lanjutan yang bisa terjadi.
"Kalaupun
tidak ingin hamil, penderita PCO tetap harus diterapi untuk menghindari
resistensi insulin yang dapat menyebabkan hipertensi ( tekanan darah
tinggi), hiperkolestrolemia (kolestrol tinggi), hipertrigliseridemia
(trigliserida atau lemak darah tinggi), obesitas, dan diabetes," ujarnya
pada Liputan6.com, ditulis Senin (20/1/2014).
Terapi yang
dilakukan bergantung pada keluhan dan gejala klinis yang ditentukan
serta kelainan hormon yang didapat dari hasil pemeriksaan laboratorium.
Diagnosis PCO ditentukan berdasarkan dua dari tiga gejala klinis yang
ditemukan seperti haid tidak teratur, tanda-tanda hiperandrogen, dan
gambaran indung telur polikistik pada pemeriksaan USG.
"Setelah
itu akan dilakukan pemeriksaan profil hormon untuk menentukan apakah ada
resistensi insulin, peninggian hormon LH atau kelainan hormon
reproduksi yang lainnya. Untuk terapi lini pertama dilakukan perubahan
gaya hidup dan pola makan (Life style Modification)," kata Dr. Caroline.
Pasien
juga dianjurkan berolahraga teratur seperti jalan pagi atau bersepeda
30 menit setiap hari atau 3-4 x per minggu. Juga disarankan menurunkan
berat badan 10 persen dengat berolah raga dan konsumsi makanan sehat.
"Hidup seorganik mungkin dengan menghindari junk food
(makanan instan, ayam goreng, burger), dan daging olahan yang
mengandung zat pengawet dan pewarna (misalnya sosis, bakso, siomay).
Hindari juga makanan dengan kadar gula atau garam yang tinggi. Hindari
polutan lingkungan dan zat kimiawi dalam makanan. Perbanyak makanan
berserat yaitu buah-buahan dan sayuran," kata Dr. Caroline menjelaskan.
Terapi
tersebut dijalankan bersaman dengan terapi obat-obat yang diperlukan.
Pasien PCO yang ingin hamil akan diberi obat yang akan memperbesar sel
telurnya sehingga dapat terjadi ovulasi dan dibuahi oleh sperma.
"Obat
untuk memperbesar sel telur ada bermacam-macam dan biasanya akan
dimulai dari yang paling sederhana dan dapat ditingkatkan atau diganti
jenisnya bergantung dari respons indung telur penderita PCO. Respons
yang baik dapat terlihat dari adanya sel telur yang besar saat
pemeriksaan USG pada hari ke 11 siklus haid," ujar istri dari Dr.
Martasono ini.
Ketika terapi tersebut belum berhasil maka terapi
selanjutnya dapat ditingkatkan dengan melakukan LOD (Laparoscopy Ovarian
Drilling) atau dengan menyuntikkan FSH (Follicle Stimulating Hormone)
rekombinan.
"LOD adalah prosedur operatif dengan prinsip minimal
invasive. Melalui lubang kecil (0,5 – 1 cm) di perut akan dimasukkan
kamera dan alat kecil untuk melakukan drilling atau membuat lubang
kecil-kecil sebanyak 4 sampai 6 lubang kecil pada indung telur yang
polikistik, " ujar Caroline.
Tindakan drilling ini dimaksudkan
untuk mengeluarkan hormon LH dan androgen yang berlebih untuk mencapai
keseimbangan hormonal sehingga indung telur akan memberi respons yang
lebih baik terhadap obat-obat yang akan memperbesar sel telur.
"Tindakan
ini hanya memerlukan 1 hari rawat inap dan pasien dapat beraktivitas
normal kembali keesokan harinya," kata wanita kelahiran 22 Desember 1970
ini.
Selain LOD ada juga pilihan lain yaitu dengan menyuntikkan FSH rekombinan setiap hari sampai didapatkan sel telur yang besar.
"Pada
pasien PCO yang resisten terhadap obat stimulan seperti Clomiphene
Citrat, diperlukan FSH rekombinan untuk memperbesar sel telurnya jika
tindakan LOD tidak dilakukan. FSH diberikan dengan dosis kecil dan lama,
ditingkatkan secara bertahap sampai didapatkan sel telur yang besar,"
ujar Dr. Caroline yang berpraktek di Rumah Sakit Omni Hospital Pulomas.
sumber http://health.liputan6.com/read/802404/gangguan-hormon-harus-diatasi-untuk-hindari-penyakit-lain
Tulisan tentang tips lekas hamil bisa bapak/ibu kunjungi disini http://www.dimanalagi.com/2012/09/cara-agar-cepat-hamil.html thanks.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar