"Kami berkoordiasi dengan lembaga serta organisasi penggiat ASI lainnya sedang mengupayakan langkah-langkah apa yang akan kita tempuh. Tapi kami berharap penelitian diberhentikan," kata Ketua AIMI, Mia Sutanto, saat dihubungi Liputan6.com, Jumat (14/12/2012).
Mia menyadari permintaan itu tentu harus didukung fakta dan landasan hukum. Pihaknya juga mencoba mengklarifikasi ke pihak-pihak yang berhubungan dengan penelitian tersebut.
Langkah awal, lanjut Mia, AIMI bersama Ikatan Konselor Menyusui Indonesia (IKMI), sudah mengeluarkan petisi secara online. Namun AIMI belum mengeluarkan pernyataan resminya.
Mia menyayangkan jika Daffodil Study tetap dilakukan. Soalnya, sudah banyak penelitian yang berhubungan dengan susu formula menunjukkan risiko yang kurang baik. Namun kenapa peneliti ingin menggelar Daffodil Study.
"Banyak penelitian yang menunjukkan susu formola meningkatkan risiko penyakit infeksi saluran pencernaan, saluran pernapasan, kanker, obesitas, diabetes, dan jantung," jelasnya.
Dalam UU 36/2009 dan PP 33/2012, lanjut Mia, disebutkan negara melindungi hak bayi untuk mendapatkan ASI ekslusif untuk bayi di bawah enam bulan. Dengan membiarkan bayi di bawah enam bulan mengonsumsi susu formula dari segi hukum bisa dibilang telah melanggar hak si bayi. "Semuanya harus dilindungi haknya," ujarnya.
"Kalau menurut saya, sebaiknya dikaji ulang. Terutama yang memberikan izin," katanya."Apakah manfaat yang diperoleh lebih besar dari keburukannya atau risiko yang ditimbulkan dari penelitian," tambahnya.
Rencananya, pada Daffodil Study akan menggunakan responden dari 4 kecamatan di Jakarta. Dan yang membuat Mia heran adalah salah satu kecamatan yang akan dilibatkan merupakan daerah yang sukses dalam menggalakkan ASI.
Daffodil Study rencananya akan menguji 100 bayi yang usianya kurang dari 4 bulan. Bayi-bayi yang tidak menyusu atau tidak minum ASI sama sekali akan diberi sampel susu gratis selama periode penelitian dan diamati perkembangannya. Namun alasan bayi tak tersentuh ASI sejak lahir bukan menjadi alasan kuat agar dijadikan kelinci percobaan.
"Memang bayi itu tidak pernah diberi ASI, tapi bukan lantas ya udah deh dicekoki formula kan nggak ada ruginya. Jawabannya tidak bisa seperti itu karena bayi itu masih di bawah perlindungan hukum dan hukum menjamin haknya," tegasnya.
Sementara itu pihak Humas FK UI yang dihubungi mengaku hingga kini Departemen Kesehatan Anak FK UI belum memberikan pernyataan resmi mengenai ribut-ribut soal Daffodil Study. (MEL/IGW) ;
Tidak ada komentar:
Posting Komentar