SURYA Online, MALANG - Pengamat wisata Kota Malang menilai para
pengemudi supir angkutan wisata banyak yang bermasalah dikomunikasi
ketika memberikan pelayanan kepada wisatawan. Untuk itu, saya mendorong
kepada para perusahaan angkutan wisata bisa memberikan pengetahuan
kepada supirnya.
A.Faidlal Rahman, SE.Par., M.Sc, dosen
pendidikan vokasi bidang pariwisata dan perhotelan, Universitas
Brawijaya mengatakan, banyak para supir taksi yang kurang fasih
menggunakan bahasa inggris, sehinga kurang bisa memberikan informasi
lebih tentang Kota Malang.
"Para supir itu mempunyai fungsi ganda
yang juga sebagai guide bagi para penumpangnya, jadi harus menguasai
bahasa" ujar Faidlal, Selasa (11/9/2012).
Menurutnya, pendidikan
yang terbatas yang dimiliki oleh supir bukan menjadi alasan. Karena para
supir bisa ditraining oleh perusahaan.
Selain masalah bahasa,
Juga masalah interior kendaraan. Menurut Faidlal, masih banyak taksi dan
kendaraan wisata lainnya yang kurang merawat interior kendaraannya.
Padahal, yang menjadi pertimbangan para wisatawan adalah kenyamanannya
juga.
"Masih sering kami lihat, beberap taksi sudah rusak
kacanya, juga tidak ada lagi pengharum ruangan, pokoknya kurang nyaman,"
ujarnya.
Untuk itu, Ia berharap Pemkot memperhatikan masalah ini, meskipun Kota Malang hanya manjadi transit saja.
Ia
berharap, Pemkot Malang bisa memisahkan dan menyediakan angkutan khusus
pariwisata. Sehingga, angkutan yang dikhusukan untuk pariwisata bisa
memberikan pelayanan yang maksimal.
"Kan sangat sayang jika kita sudah mempunyai obyek wisata yang dijual, tapi pelayanannya kurang maksimal," katanya.
Hariadi, Salah satu sopir taksi citra juga mengakui kesulitan untuk melayani dengan menggunakan bahasa asing.
"Kami
punya dasar bahasa Inggris pas-pasan, sebatas bisa tanya mau kemana dan
menjawab jika mereka tanya harga dan komplain," kata Hariadi.
Menurutnya,
jika tidak bisa mengeluarkan kosa kata bahasa Inggris, ia memilih
menggunakan isyarat yang bisa memahamkan si penanya.
Sementara,
untuk masalah obyek wisata, ia mengaku sebisa mungkin mengantarkan
penumpang sampai tujuan. "Kalau saya tidak tahu, saya bisa tanya ke
bagian informasi. Jadi tidak akan jadi masalah," tegas lelaki yang sudah
dua tahun menjadi sopir ini.
Jiono, Driver Splendid Inn juga
mengatakan hal yang serupa terkait masalah bahasa. "Saya paling
kesulitan jika tamu menggunakan bahasa Prancis," katanya.
http://surabaya.tribunnews.com/2012/09/11/banyak-sopir-angkutan-wisata-yang-belum-menguasai-bahasa-asing
Tidak ada komentar:
Posting Komentar