TRIBUNJOGJA.COM, SEMARANG - Ada saja cara menghabiskan waktu
sembari menunggu berbuka. Satu di antaranya adalah belajar bahasa asing
di tourism information center (TIC) Semarang. Bukan sekadar belajar,
tetapi juga praktik langsung dari 'bule'.
Panitia acara dari
AIESEC Umi Nutriandini program les dengan biaya Rp 15 ribu sebagai uang
untuk makanan buka itu dilakukan setiap akhir pekan yaitu setiap hari
Sabtu dan Minggu. Total ada lima bahasa yang diajarkan yaitu Korea,
Mandarin, Perancis, Jerman serta Jepang. Konsep acara adalah kelas
bahasa satu pertemuan.
Waktunya pun sengaja dibuat mendekati
berbuka puasa. Kelas terdiri atas dua sesi dan dimulai pukul 15.00 dan
selesai tepat saat buka puasa. Tiap sesi 1,5 jam dengan materi berbeda.
Sesi pertama basic language dan sesi kedua permainan yang berhubungan
dengan pengenalan bahasa. Per kelas diisi 40 murid. "Acara ini merupakan
rangkaian language fair untuk meningkatkan awareness terhadap bahasa.
Untuk akhir pekan ini Jerman sama jepang," jelas Umi kepada tribun,
Sabtu (11/8/2012).
Relawan asal Perancis, Nathan mengaku senang
bisa memperkenalkan bahasanya ke anak muda Indonesia. Meskipun basicnya
adalah teknik, tetapi ia tidak kesulitan mengajar. "Anak muda di sini
sangat antusias, itulah yang tidak membuat saya kesulitan," ucapnya.
"Minggu
lalu saya diajari bahasa prancis mulai dari cara baca, vokal dan
sebagainya. Seneng rasanya," kata Diasa Ayu (16). Siswi kelas III
Sekolah Menengah Atas (SMA) Negeri 3 itu baru pertama kali belajar
bahasa Perancis di acara yang digelar organisasi pemuda antar negara
AIESEC-Universitas Diponegoro itu. Games atau permainan yang digelar
oleh bule Perancis yang bernama Nathan turut membuatnya jatuh cinta
dengan bahasa asal Menara Eiffel ini. (*)
http://jogja.tribunnews.com/2012/08/11/yuk-ngabuburit-sambil-belajar-bahasa-asing/
Tidak ada komentar:
Posting Komentar