Senin, 12 Mei 2014

Banyak Sopir Angkutan Wisata yang Belum Menguasai Bahasa Asing

SURYA Online, MALANG - Pengamat wisata Kota Malang menilai para pengemudi supir angkutan wisata banyak yang bermasalah dikomunikasi ketika memberikan pelayanan kepada wisatawan. Untuk itu, saya mendorong kepada para perusahaan angkutan wisata bisa memberikan pengetahuan kepada supirnya.

A.Faidlal Rahman, SE.Par., M.Sc, dosen pendidikan vokasi bidang pariwisata dan perhotelan, Universitas Brawijaya mengatakan,  banyak para supir taksi yang kurang fasih menggunakan bahasa inggris, sehinga kurang bisa memberikan informasi lebih tentang Kota Malang.

"Para supir itu mempunyai fungsi ganda yang juga sebagai guide bagi para penumpangnya, jadi harus menguasai bahasa" ujar Faidlal, Selasa (11/9/2012).

Menurutnya, pendidikan yang terbatas yang dimiliki oleh supir bukan menjadi alasan. Karena para supir bisa ditraining oleh perusahaan.

Selain masalah bahasa, Juga masalah interior kendaraan. Menurut Faidlal, masih banyak taksi dan kendaraan wisata lainnya yang kurang merawat interior kendaraannya. Padahal, yang menjadi pertimbangan para wisatawan adalah kenyamanannya juga.

"Masih sering kami lihat, beberap taksi sudah rusak kacanya, juga tidak ada lagi pengharum ruangan, pokoknya kurang nyaman," ujarnya.

Untuk itu, Ia berharap Pemkot memperhatikan masalah ini, meskipun Kota Malang hanya manjadi transit saja.

Ia berharap, Pemkot Malang bisa memisahkan dan menyediakan angkutan khusus pariwisata. Sehingga, angkutan yang dikhusukan untuk pariwisata bisa memberikan pelayanan yang maksimal.

"Kan sangat sayang jika kita sudah mempunyai obyek wisata yang dijual, tapi pelayanannya kurang maksimal," katanya.
Hariadi, Salah satu sopir taksi citra juga mengakui kesulitan untuk melayani dengan menggunakan bahasa asing.

"Kami punya dasar bahasa Inggris pas-pasan, sebatas bisa tanya mau kemana dan menjawab jika mereka tanya harga dan komplain," kata Hariadi.

Menurutnya, jika tidak bisa mengeluarkan kosa kata bahasa Inggris, ia memilih menggunakan isyarat yang bisa memahamkan si penanya.

Sementara, untuk masalah obyek wisata, ia mengaku sebisa mungkin mengantarkan penumpang sampai tujuan. "Kalau saya tidak tahu, saya bisa tanya ke bagian informasi. Jadi tidak akan jadi masalah," tegas lelaki yang sudah dua tahun menjadi sopir ini.

Jiono, Driver Splendid Inn juga mengatakan hal yang serupa terkait masalah bahasa. "Saya paling kesulitan jika tamu menggunakan bahasa Prancis," katanya.


http://surabaya.tribunnews.com/2012/09/11/banyak-sopir-angkutan-wisata-yang-belum-menguasai-bahasa-asing

Tidak ada komentar:

Posting Komentar